Pages

Juli 01, 2015

I hate my birthday. It just reminds me of how insignificant i am for others, even for those who i take as friends. it reminds me the sad life that i live in rn.

Mei 25, 2015

There isn't any day when there isn't your name in my web search history. And it sucks.

April 18, 2015

It's been a while

Yeah... It's been a while since i posted my last posting. Oh wait, was that a month ago? not so long then... Well, the last post hasn't finished yet, and I don't have any interest in finishing it. Well  do actually, but I'm just so lazy  busy with, you know, things and sort... I'm planning on finish it tomorrow. Probably.

Maret 11, 2015

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika membuat visa Jepang

Kemarin saya baru selesai membuat visa Jepang (untuk pelajar). Untuk persyaratan dokumennya yang harus dilengkapi bisa dilihat di webpage kedubes Jepang-nya sendiri sini. Saya kemarin membuat visa khusus pelajar jadi persyaratan dokumennya tidak terlalu ribet. Cukup disesuaikan dengan apa yang tertera di web tersebut. Untuk persyaratan visa jenis lain saya kurang tau.
Beberapa hari sebelum apply saya sempat merepotkan beberapa teman yang telah membuat visa dengan pertanyaan-pertanyaan saya mengenai kelengkapan dokumen, takutnya ada yang kurang terus di tolak. Dari beberapa webpage yang saya baca, jika pengajuan visa ditolak maka harus menunggu waktu 3 bulan untuk bisa mengajukan lagi. Waktu keberangkatan saya tinggal 2 minggu lagi, kalau ditolak kan berarti nggak jadi ke Jepang (T-T). So, beberapa hal yang menjadi pertanyaan saya kemarin adalah:

1. Bisakah apply visa 3 bulan sebelum keberangkatan? Jadi kan kalau ditolak masih ada waktu untuk bikin lagi?
Well, saya kira bisa, karena masa berlaku visa saya kurang lebih 4 bulan, jadi kalaupun saya memutuskan untuk berangkat 3 bulan setelah pengajuan visa masih aman-aman saja. Tapi menurut teman saya yang sudah telepon kedubes jepangnya langsung, waktu pembuatan visa paling ideal adalah 3 minggu sebelum keberangkatan. Sebagai tambahan, kalaupun membuat visa dalam waktu mepet (beberapa minggu/hari sebelum keberangkatan) jangan khawatir ditolak karena, sepertinya, khusus untuk visa pelajar, pihak kedubes memberikan keringanan yaitu dipersilahkan kembali lagi keesokan harinya untuk melengkapi persyaratan yang dibutuhkan. Jadi tidak perlu menunggu selama 3 bulan untuk mengajukan kembali.

2. Adakah dokumen yang harus di bawa selain yang tercantum di web? Letter of Acceptace? Photocopy KTM? Photocopy rekening bank?
Untuk visa khusus jenis pelajar tidak membutuhkan dokumen lain selain yang tulis di webpagenya kecuali pemohon berasal dari luar daerah yurisdiksi (wilayah kerja). Untuk mengetahui pembagian wilayah kerja bisa dilihat di sini. Kalau pemohon berasal dari luar daerah yurisdiksi, misalnya KTP berdomisili di Surabaya tapi kuliah/ ingin membuat visa di Jakarta, maka pemohon harus menyertakan surat keterangan aktif mahasiswa dari universitas tempat pemohon kuliah. Surat keterangan ini bisa diminta di bagian mahalum fakultas, dan surat ini harus asli bukan photocopy maupun hasil scan. KTM tidak akan diterima oleh pihak kedubes karena, menurut penjelasan mbak-mbaknya kemarin, KTM bisa dipakai siapa saja tanpa tahu apakah mahasiswa itu benar-benar terdaftar sebagai mahasiswa aktif atau tidak (sudah keluar/cuti). Semua dokumen yang dibawa selain yang tertera di webpage (plus surat aktif mahasiswa untuk pemohon di luar wilayah yurisdiksi) akan dikembalikan saat pengajuan.

Januari 18, 2015

The day she went away

I clearly remember the day when my mother passed away. You know I always thought that bad news always came with bad weather. Turns out it doesn't work that way.

It was a Friday afternoon. The sun shone so brightly and the sky was crystal clear; it’s just like any other fine day. I came home from school. My clothes were soaked of sweat. I saw my two-year-old little sister was playing with my grandma, but I didn’t see my mother. I kissed my grandma’s hand; the first thing I always did when I got home. And I looked for my mother to kiss hers, too. She might be at the kitchen, so I went straight to the kitchen but she wasn’t there.

I approached my grandma and touched her shoulder.  “Where’s Mom?” I asked slowly so that she could read my lips.

“She’s in a hospital, now. She’s in labor!”

I smiled as I knew that a new member would come to our family soon. I was so psyched about it I ran to the bathroom and took wudhu. I prayed to God; one thing that I rarely did, for my mother’s sake and also for the infant inside her. I knelt and asked to God,” Please, God. I rarely see you and I know I don’t deserve any of your attention, and yet here I am begging you to listen to me for just this moment. Please, keep my mother safe, and the baby, too. Please.” They said God would know if you really meant every word you said to Him if you cried. And so I did.